Sabtu, 28 Maret 2020

Beranjak Dewasa

24 satu tahun menjejaki bumi, tentu saja aku pernah berada pada fase dimana aku menyandang julukan sebagai abg labil. Pada fase ini kebebasan seperti mutlak ku dapatkan. Aku melakukan banyak hal demi kesenangan, hingga kadang mengabaikan beberapa norma dan peraturan. Aku pernah menjadi remaja keras kepala yang membangkang omongan orang tua. Jilbab yang seharusnya menjuntai menutupi dada malah ku lipat kebelakang demi kepentingan tren semata. Aku pernah begitu tekun mengejar duniaku hingga Sholat kadang ku tunda-tunda dan mengaji jika ada waktu saja. Aku juga bukan bunda Maria yang suci tanpa bersinggungan dengan pria. Sebelum mengenalmu tentu saja beberapa pria sempat mampir di hidupku untuk mengukir cerita. Mendengar pengakuan ini ku yakin akan membuatmu sedikit kecewa. Tak apa, aku sadar diri atas semuanya. Tapi percayalah, sekarang aku sudah berusaha keras memperbaiki semuanya. Hari demi hari ku coba timbun banyak pahala. Hari demi hari ku coba menjaga diri sekuat yang aku bisa. Aku telah sadar, usia yang sampai saat ini masih Tuhan berikan adalah kado berharga yang tak boleh ku sia-siakan. Di setiap penghujung doa selalu ku selipkan harapan agar kelak aku di di sandingkan dengan pria baik hati yang mau berlapang dada berdamai dengan masa laluku yang banyak cela. Dan meskipun belum pernah berjumpa, kuharap pria itu adalah kamu, calon imamku.

Kamis, 26 Maret 2020

tulisan disepertiga malam

Dulu,
Aku sangat kagum รžada manusia cerdas, kaya, & yang berhasil dalam karir. Hidup sukses & hebat dalam dunianya.
Sekarang, 
Aku kagum dengan manusia yang hebat di matanya, Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.
Dulu,
Aku memilih marah ะบetika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku & menyakitiku dengan kalimat² sindiran.
Sekarang, Aku memilih untuk BANYAK BERSABAR & MEMAAFKAN, Karena aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk memaafkan & bersabar.
 Dulu,
 Aku memilih mengejar dunia & menumpuknya sebisaku, Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan & minum untuk hari ini.
Sekarang, Aku memilih untuk BERSYUKUR & BERSYUKUR dengan apa yang ada & memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan & bermanfaat untuk agama dan sesamaku.
Dulu, Aku berpikir bahwa aku bisa membahagiakan orang tua, saudara & teman²ku jika aku berhasil dengan duniaku, Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu melainkan ucapan, sikap, tingkah & sapaanku kepada mereka.

Musim Hujan,

Hujan. Seharusnya tidak ada yang luar biasa darinya, memang sudah musimnya jika sekarang ini air akan lebih sering turun membasahi pelataran. Tidak ada yang kusuka dari hujan. Lembab, basah, dingin, suram. Apa istimewanya? Membuatku harus lebih sering menghabiskan waktu di balik jendela, memegang secangkir teh hangat, memandang ke luar sana. Ah…lagi-lagi hujan yang membawa pikiranku kemana-mana, membuatku mengingat apa yang seharusnya kulupa.


Entah sudah berapa kali musim hujan aku lewati dengan seperti ini, seperti tidak ada yang menemani, di tengah kerumunan pun terkadang aku masih merasa sepi, merasa sendiri. Kamu lagi, lagi-lagi kamu yang muncul di kepala ini. Jujur sebenarnya aku sudah bosan, bukankah merindukan orang yang nyata-nyata sudah pergi hanyalah akan membuatku payah sendiri? Ah siapa yang peduli, toh sejak kamu pergi aku sudah sangat terbiasa menyimpan rapat-rapat setiap kesedihan dalam hati.

Seperti biasa, hujan kali ini memaksaku mengingat kembali apa yang sudah kulalui, tentang kamu, tentang sakit yang dulu kau beri, tentang rindu yang hanya bisa kupendam sendiri. Tentang bagaimana aku pernah bermutasi seperti zombie, yang hidup tapi sebagian diri tidak lagi berfungsi. Tentang mimpi yang rasanya bisa digapai sedikit lagi, tentang harapan yang berkembang biak dalam angan namun harus diakhiri, tepat setelah kamu pergi.

Doa ku untuk Ayah dan ibu



Dibawah naungan rumah sederhana.
Aku berdoa kepadamu,
diatas sajadah panjang aku panjatan doa sederhana untuk bapa ibuku.
Sehatkan mereka, jangan pernah sakiti hatinya, 
Berikan aku hati yang lapang tuhan, untuk selalu ikhlas merawatnya kelak.
Beri aku sabar, sesabar mereka dulu merawatku .

Aku tak meminta lebih darimu,
Beri aku cukup.
Cukup untuk membahagiakan mereka.. Cukup bersedekah untuk sesama,
Cukup berbagi kepada sesama.

Jangan pernah engakau sakiti ibu, berikan rasa sakit itu padaku tuhan,
Aku ikhlas.
Jangan pernah engkau beri rasa capek kepada bapak ku. Berikan rasa lelah itu padaku.
Aku ikhlas

Ikhlas karena ada engkau bersamaku.
Sehatkan mereka tuhan. Aku mohon.kabulkan doa sederhana mereka.
Kabulkan setiap doa malam mereka.
Kabulkan tuhan.
Serta
Ampuni segala dosanya.
Amin

IG @amel_li. 

Kamis, 20 Desember 2018

Ada Allah.

Tuhan,
andai aku selalu tahu kenapa perasaan cemas datang melandaku. Kadang ia hadir tanpa alasan, mungkin karena aku kurang bersyukur. .

Kali ini bukan tentang keindahan alam, bukan tentang lembutnya awan diatas puncak, bukan tentang kabut diketinggian beribu meter,

Ini tentang keadaan, tentang rasa syukur.
Mengingatkan ku akan ibu.
Tentang semuanya yang pernah diajarkan oleh ibu ku dulu. Menjadi perempuan yang kuat

ia tak mengajarkan tapi aku belajar darimu, dari caranya menyembunyikan air mata, dari caranya mampu berdiri saat sakit,  aku merekam segalanya dalam kepala kecilku ,
Saat ini aku mencoba menjadi sepertimu ibu, mencoba menyembunyikan airmata saat bertemu seorang ibu bertahan hidup tanpa seorang anak.
Ia Sendiri ? Tidak!
Ada Allah yang menghidupinya. ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜ข

Rabu, 12 Desember 2018

Tentang Hati

Via torehan.

Saya pun pernah mengalami apa yang namanya patah hati,
Sampai suatu ketika raga dan rasa ini takut untuk memulai mengagumi lagi.

bukan hanya sekali ,dua kali atau tiga kali walaupun tak bekali kali.
Rasa ini tetap takut untuk bangkit kembali .
Ya ini saya,sosok wanita yang tak pernah mampu mengungkapkan rasa.
hingga terhitung lamanya rasa ini tetap ada.

Berawal dari mengagumi, ia tak mengerti, hingga terjalin pertemanan ,sedekat nadi ,hingga ia memutuskan untuk meninggalkan .

Dan kala itu aku pun turut menyaksikan goresan tinta yg ia torehkan untuk sebuah buku masa depan .

Sabtu, 08 Desember 2018

Assalamualaikum

Assalamualaikum,

ini saya sebut saja gadis biasa,
Aku memang jauh dari kata cantik dan seksi, tapi aku tahu cara merawat diri.

Jika nanti kita bertemu, mungkin akan kau jumpai wanita yang sangat biasa dan sederhana dariku. Kulit sawo matang, sedikit jerawat yang bermunculan, atau tubuhku yang mungil tak terlalu panjang.

Saya bukan pendaki, bukan traveller, bukan pula phothograph.
Tapi saya wanita yang hanya sekedar menyukai perjalanan. ia muncul begitu saja dengan cepat, menjadi candu disetiap bulan.
Semoga kita bisa bertemu diperjalanan berikutnya yah .Iya kamu.๐Ÿ˜…๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜
Entah siapa ,yang pasti dia ciptaan tuhan yang memang sengaja ditakdirkan untuk berjalan berdua denganku nanti. ๐Ÿ˜›๐Ÿ˜Š

Beranjak Dewasa

24 satu tahun menjejaki bumi, tentu saja aku pernah berada pada fase dimana aku menyandang julukan sebagai abg labil. Pada fase ...